Kalimat tertutup, adalah pernyataan yang mempunyai nilai kebenarannya tunggal, yaitu benar saja atau salah saja. Contoh:
a) 5 x 4 = 20 (bernilai benar)
b) 7 + 3 = 21 (bernilai salah)
Kalimat terbuka, adalah pernyataan yang kebenarannya apakah benar atau salah. Contoh :
a) Andi adalah anak yang rajin
b) 2x - 3 = 5
2) Ingkaran atau Negasi dari suatu pernyataan
Ingkaran atau negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan yang
bersifat menyangkal atau mengingkari pernyataan sebelumnya. Jika p adalah suatu pernyataan maka negasi atau ingkaran p dinotasikan dengan
~ p.
p
|
~ p
|
B
|
S
|
S
|
B
|
Contoh :
p : Medan adalah kota terbesar di Indonesia
~p : Tidak benar Medan kota terbesar di Indonesia atau Medan bukan kota terbesar di Indonesia
q : 2x - 7 > 3
~q : 2x - 7 ≤ 3
3) Pernyataan Majemuk
a. Konjungsi
Pernyataan p dengan q
dapat digabung dengan kata hubung logika “dan” sehingga membentuk pernyataan
majemuk “p dan q” yang disebut konjungsi. Konjungsi “p dan q” dilambangkan
dengan
p˄q.
Tabel kebenaran konjungsi
p
|
q
|
p˄q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
Contoh
1. 13 adalah bilangan prima dan 2 adalah bilangan genap
P : 13 adalah bilangan prima (bernilai benar)
Q : 2 adalah bilangan genap (bernilai benar)
p ˄ q
= B˄B
= B
2. ~(p ˄ q)
= ~( B˄S) = ~( S) = B
b. Disjungsi
Pernyataan p dengan q
dapat digabung dengan kata hubung logika “atau” sehingga membentuk pernyataan
majemuk “p atau q” yang disebut disjungsi. Disjungsi p atau q dilambangkan
dengan p˅q.
p
|
q
|
p˅q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
Contoh
Yen adalah mata uang jepang dan 3 adalah bilangan genap
P : yen adalah mata uang jepang ( bernilai benar)
Q : 3 adalah bilangan genap ( bernilai salah)
p ˅
q = B˅S = B
c. Implikasi
Implikasi “jika p
maka q” dilambangkan dengan p→q .
p
|
q
|
p→q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
Contoh
Jika 15 bilangan prima maka 15 kelipatan dari 2
P : 15 bilangan prima (bernilai salah)
Q : 15 kelipatan dari 2 ( bernilai salah)
p → q
= S → S = B
d. Biimplikasi
Tabel kebenaran biimplikasi
p
|
q
|
p↔q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
Contoh
12 + 24 = 36 jika dan hanya jika 12
×
24 = 388
P : 12 + 24 = 36 ( berrnilai benar )
Q : 12
×
24 = 388 ( bernilai salah )
p↔q = B ↔ S = S
4) Tautologi, kontradiksi, dan ekuivalen
Tautologi
Adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar
untuk semua nilai kebenaran dari komponennya.
Contoh
Buktikkan bahwa pernyataan majemuk (p→q) ↔ (
~p
˅ q)
merupakan tautologi
Pembuktian :
P
|
Q
|
~p
|
~p ˅ q
|
(p→q)
↔ (
~p ˅
q)
|
B
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
Dari tabel di atas kita bisa lihat bahwa nilai kebenaran
pernyataan majemuk (p→q) ↔ (
~p ˅ q) selalu bernilai
benar maka pernyataan tersebut merupakan tautologi
Kontradiksi
Adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai salah untuk
semua nilai-nilai kebenaran dari komponennya.
Contoh
Buktikkan bahwa pernyataan majemuk ( p ˄ q ) ˄
~
q
merupakan kontradiksi
Pembuktian :
p
|
q
|
~q
|
p ˄ q
|
( p ˄ q ) ˄
~
q
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
Dari tabel di atas kita bisa lihat bahwa nilai kebenaran
pernyataan majemuk ( p ˄ q
) ˄ ~q selalu bernilai benar maka pernyataan tersebut
merupakan kontradiksi
Ekuivalen
Adalah dua pernyataan majemuk atau lebih yang mempunyai
nilai kebenaran yang sama untuk semua nilai kebenaran dari komponennya.
Contoh
Buktikan bahwa pernyataan majemuk p→q
ekuivalen
~p
˅
q
Pembuktian :
P
|
Q
|
~p
|
p
→q
|
~p
˅
q
|
B
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
Dari tabel kebenaran dapat kita lihat bahwa nilai kebenaran
dari pàq sama dengan nilai kebenaran
~p
˅
q yaitu BSBB. Jadi pàq
ekuivalen dengan
~p
˅
q
5) Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari sebuah implikasi
dapat diturunkan pernyataan yang disebut konvers, invers dan kontraposisi dari
implikasi tersebut. Dari pernyataan majemuk “p
→q”
dapat kita turunkan pernyataan majemuk yang lain seperti berikut ini:
Konvers
q
→
p
disebut konvers dari p
→q
Invers
~p → ~q
disebut invers dari p
→
q
Kontraposisi
~q disebut kontraposisi atau kontrapositif dari p
→q
Contoh
Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari pernyataan di
bawah ini
P
→ (
~p
˅
q)
Jawab :
Konvers dari p
→(
~p
˅
q) = (
~p
˅
q)
→p
Invers dari p
→ (
~p
˅
q) =
~p
→(
~p
˅
q)
=
~p
→ (p ˄
~q)
Kontraposisi
dari p → (
~p
˅
q) =
~(
~p
˅
q)
→~p
= (p ˄
~
q)
→ ~p
Pernyataan berkuantor dan negasi atau ingkaran pernyataan berkuantor
Pernyataan berkuantor adalah pernyataan yang menyatakan
ukuran kuantitas atau jumlah. Seperti semua, setiap, seluruh, ada, beberapa dan
sebagian. Dengan meletakkan kuantor di depan kalimat terbuka akan diperoleh
suatu pernyataan yang bernilai benar atau salah. Kalau negasi atau ingkaran
pernyataan berkuantor adalah lawan atau kebalikan dari nilai kebenaran
pernyataan awal yang diketahui. Pernyataan berkuantor terdiri dari dua jenis
yaitu Kuantor Universal dan Kuantor Eksistensial.
Kuantor Universal
Kuantor Universal dilambangkan dengan “ “ dan dibaca: semua atau setiap.
Rumus :
(∀ x ∈ S), P(x)dibacanya untuk semua x anggota S,berlaku P(x).
Atau setiap x anggota S berlaku P(x)
Contoh
1. P : Semua lampu menyala
~P : Ada/beberapa lampu
tidak menyala
2. P : Semua gajah berkaki empat
~P : Ada/beberapa gajah tidak
berkaki empat
Kuantor Eksistensial
Kuantor Eksistensial dilambangkan “ ᴲ “ dan dibaca : ada, beberapa,
sekurang-kurangnya satu
Rumus :
~
ᴲ
P ≡ ∀~P atau (
ᴲ x ∈ S), P(x)dibacanya untuk ada x anggota S,sedemikian sehingga P(x).Atau beberapa x anggota S sedemikian sehingga P(x)
Contoh
1. P : Ada manusia yang tidak mati
~P : Semua/ setiap manusia mati
Penarikan Kesimpulan
Dari beberapa pernyataan yang merupakan premis-premis yang dapat kita ambil dari suatu kesimpulan baru yang disebut dengan konklusi dari premis-premis tersebut. Penarikan kesimpulan dari pernyataan tersebut didasarkan pada konjungsi premis-premis yang berimplikasi dengan konklusinya. Penarikan kesimpulan dikatakan sah bila konjungsi dari premis-premisnya berimplikasi konklusi dan tidak sah bila konjungsi dari premis-premisnya tidak berimplikasi konklusi. Ada tiga cara penarikan kesimpulan dalam logika matematika yaitu modus ponens, modus tollens, dan silogisme.
Modus Ponens
adalah penarikan kesimpulan yang dapat kita nyatakan sebagai berikut
Premis 1 : p
→
q
Premis 2 : p
___________________________
Konklusi : ∴ q
Contoh
1. Jika Riska rajin belajar maka Riska pintar
2. Riska rajin belajar
Jawab
Premis 1 : Jika Riska rajin belajar maka
Riska pintar
Premis 2 : Riska rajin belajar
________________________________________________
Konklusi :
∴
Riska pintar
Modus tollens
Adalah penarikan kesimpulan yang dapat kita nyatakan sebagai
berikut:
Premis 1 : p
→q
Premis 2 : ~q
___________________________
Konklusi : ∴ ~p
Contoh
1. Jika harga BBM naik maka harga barang naik
2. Harga barang tidak naik
Jawab
Premis 1 : Jika harga BBM naik maka harga
barang naik
Premis 2 : Harga barang tidak naik
_____________________________________________________
Konklusi :
∴ Harga BBM tidak naik
Silogisme
Adalah bentuk penarikan kesimpulan yang dapat kita nyatakan
sebagai berikut.
Premis 1 : p
→q
Premis 2 : q→
r
___________________________
Konklusi :
∴ p
→
r
Contoh
1. Jika Doni berusaha maka Doni berhasil
2. Jika Doni berhasil maka Doni berbahagia
Jawab
Premis 1 :
Jika Doni berusaha maka Doni berhasil
Premis 2 : Jika Doni berhasil maka Doni
berbahagia
____________________________________________________
Konklusi :
∴ Jika Doni
berusaha maka Doni berbahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar